Aku menyukaimu dari pertama kali kumelihatmu.
Puisi yang kau bawakan kelas 8 SMP itu sungguh sakti. Puisi dengan judul “Rumpang Hidupku” sukses menjadikan dirimu pemain utama dalam kehidupan ini.
Jujur, ini bukan tentang puisinya. Namun tentang kepiawaianmu menulis dan membacakannya.
Kini kau telah berhenti dari dunia sastra. Untaian kata indah bukan lagi terbuat olehmu.
Namun, tidak apa. Aku masih menyukaimu.
Kau mengambil jurusan Kedokteran. Jurusan kebanggaan semua umat. Kau mendapatkannya dengan susah payah dan linangan air mata, terlihat dari bagaimana kerasnya kau belajar di perpustakaan sekolah.
Hidupmu dipenuhi oleh putihnya rumah sakit dan aroma obat. Berbagai keadaan darurat sudah pernah kau lewati. Kau tampak gagah dengan kacamata yang bertengger hanya kala kau menggunakan komputer.
Aku semakin menyukaimu.
Setelah sekian tahun menyukaimu, akhirnya aku diberi kesempatan untuk bertemu.
Sebagai dokter dan pasien.
Aku tidak tahu kebaikan apa yang pernah kumiliki, namun selalu kau yang datang saat aku harus diperiksa rutin di kamar rawat inap.
Bohong jika kubilang aku tidak senang.
Kau dan senyum manismu itu menenangkanku. Kalimat penyemangatmu bahkan kutuliskan setiap harinya. Jiwa sastramu ternyata masih ada, diam-diam menguar tiap kali kau berbicara.
Aku sangat menyukaimu.
Akan tetapi, aku meminta maaf.
Maaf untuk kegiatanku menyukaimu. Aku rasa, aku telah kelewatan, kan?
Harusnya aku menyukaimu dalam diam dan tenang, bukannya mencari tahu seluk-belukmu.
Aku pasti terlihat seperti stalker, maaf ya.
Maaf juga, di akhir-akhir kehidupanku ini, aku malah merepotkanmu.
Kali ini, biarkan aku mencoba membantumu, ya?
Saat kau baca surat ini, berarti aku sudah membantu menghilangkan bebanmu. Kau bisa mengurus pasien yang lebih besar kesempatan sembuhnya dibanding aku.
Saat kau baca surat ini, berarti aku sudah melewati usia hidupku.
Terima kasih atas puisinya kelas 8 dulu, ya.
Terima kasih juga sudah merawatku meski pada akhirnya aku akan mati.
Terima kasih atas segala kebahagiaan yang kau beri, ya. Kau mungkin tidak sadar, namun melihatmu dari kejauhan saja aku sudah bahagia.
Kebahagiaan sangat cocok denganmu, jadi kuharap kau terus berbahagia.
Semangat bekerja, Kim Taehyung. []